PUISI
Karya : Erna Mulyana
Hilangnya Tawa
Ketika waktu terus melangkah
Ketika itu pula suara tawa menghilang
Lama tapi pasti, waktu terus merunggut tawa dan
canda
Hanya Tersisa hembusan angin yang berhembus
dipemukiman kota
Dimanakah anak-anak yang dulu bermain di atas
rerumputan?
Dimanakah anak-anak yang dulu kejar-kejaran?
Anak-anak
tidak lagi seceria dulu
Anak-anak tidak lagi sebahagia dulu
Mereka hanya bisa beradaptasi dengan keadaan.
Oh malangnya nasib anak-anak masa depan
Bermain
sendiri tanpa teman
Guru
Engkau begitu bersinar
Pancarkan Kebahahagian dan Keceriaan
Kebaikanmu tak terhingga sepanjang masa
Engkau menyayangi kami tanpa syarat
Guru
Kau mendidik kami dengan sabar
Membimbing kami kejalan yang benar
Kau adalah panutan
Mengajari kami dengan penuh pengorbanan
Bungkusan
kecil
Suara langkah terdengar
Memasuki ruang khayalan
Mataku terpejam
Memikirkan apa yang dilakukan
Mataku terpana
Melihat benda berada
Bungkusan kecil berwarna
Terlihat di depan mata
Hatiku gembira mendapat kado terindah
Dari ayah tercinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar